Minyak Atsiri
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis. Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu:
(1) pengempaan (pressing)
(2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction)
(3) penyulingan (distillation)
Berdasarkan beberapa penelitian yg telah ada,hampir semua tumbuhan yg memiliki kandungan senyawa aromatik (minyak atsiri/minyak terbang) dpt digunakan utk menghasilkan panas sertaMENINGKATKAN NILAI OKTAN suatu BAHAN BAKAR BER-OKTAN BURUK/RENDAH.
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna atau sedikit kekuningan, dan tidak memiliki endapan. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk.
Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan. Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan wewangian.
Beberapa contoh tanaman sumber minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia dan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri:
(1) pengempaan (pressing)
(2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction)
(3) penyulingan (distillation)
Berdasarkan beberapa penelitian yg telah ada,hampir semua tumbuhan yg memiliki kandungan senyawa aromatik (minyak atsiri/minyak terbang) dpt digunakan utk menghasilkan panas sertaMENINGKATKAN NILAI OKTAN suatu BAHAN BAKAR BER-OKTAN BURUK/RENDAH.
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna atau sedikit kekuningan, dan tidak memiliki endapan. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk.
Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan. Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan wewangian.
Beberapa contoh tanaman sumber minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia dan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri:
- Akar : Akar wangi, Kemuning
- Daun: Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit, Kunci, Selasih, Kemangi.
- Biji: Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
- Buah: Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
- Bunga: Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati, Sedap malam, Cemopaka kuning, Daun seribu, Gandasuli kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
- Kulit kayu: kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok.
- Ranting: Cemara gimbul, Cemara kipas.
- Rimpang: Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang sari,Temu hitam, Temulawak, Temu putri.
- Seluruh bagian: Akar kucing, Bandotan, Inggu, Selasih, Sudamala, Trawas.